Jangan kaget kalau belakangan ini Patung Kuda Monas Jakarta Pusat dipenuhi ribuan driver ojek online (ojol) yang turun ke jalan. Mereka menggelar aksi protes besar-besaran untuk menuntut perubahan pada potongan tarif aplikasi yang dirasa terlalu berat. Salah satu poin utama dalam tuntutan mereka adalah penurunan potongan yang kini mencapai 30%.

Jay salah satu driver yang hadir dalam demo menceritakan perubahannya. “Awalnya potongan aplikasi cuma 10% lalu naik jadi 20% pada 2018 dan sekarang sudah melonjak jadi 30%” ungkap Jay. Menurutnya potongan-potongan tambahan lain juga bikin pendapatan driver semakin menurun.

Masalahnya potongan-potongan tambahan bikin driver cuma dapet sekitar 70% dari hasil narik ojek. Jay menjelaskan “Kalau dihitung-hitung potongan tambahan bikin penghasilan driver turun drastis. Misalnya ada slot dengan imbalan cuma Rp 5.000-6.000. Setelah potongan dapetnya cuma setengahnya.”

Driver lainnya juga menyuarakan keluhan yang sama. Mereka merasa kesulitan mengetahui besaran potongan tarif yang berlaku. “Kenaikan potongan ini bikin kita bingung. Dulu cuma 10% sekarang sudah bisa sampai 30%. Penghasilan kita jauh dari yang diharapkan” kata driver yang ikut aksi.

Yono driver ojol yang sudah lama terjun sejak 2016 berbagi pengalamannya. Dulu dia bisa bawa pulang sampai Rp 700 ribu sehari. Tapi sekarang dapetin Rp 100 ribu saja sudah jadi kebahagiaan. “Sekarang dapetin Rp 100 ribu sehari saja sudah bersyukur. Paling banyak bisa dapet Rp 200 ribu tapi itu juga jarang” katanya.

Menurut Yono kenaikan potongan operator dari 10% menjadi 20-30% serta persaingan yang makin ketat jadi faktor utama menurunnya penghasilan mereka. “Dulu ada sedikit pesaing sekarang banyak banget. Pendapatan kita jadi turun drastis” jelasnya.

Aksi demo ini jelas bukan cuma soal angka potongan tapi juga soal kondisi ekonomi yang makin tertekan bagi para driver. Harapannya ada solusi yang bisa membantu mereka mendapatkan penghasilan yang lebih baik dan adil.