Kekalahan tipis 2-3 Timnas Indonesia dari Saudi Arabia pada kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia yang berlangsung empat hari lalu masih meninggalkan luka mendalam bagi para penggemar sepak bola tanah air meskipun pertandingan tersebut telah berlalu dan menjadi bagian dari sejarah pahit skuad Garuda. Namun bayangkan jika pelatih PatriCk kluivert mengambil keputusan berani dengan memainkan Calvin Verdonk Thom Haye dan Ole Romeny sejak menit pertama di King Abdullah Sports City tersebut maka dinamika pertandingan pasti berubah total sehingga Indonesia tidak hanya menghindari kekalahan tetapi justru meraih kemenangan meyakinkan yang bisa menjadi titik balik kampanye kualifikasi. Verdonk sebagai bek kiri tangguh dengan pengalaman di liga Prancis akan menutup sisi kiri lapangan yang sering menjadi sasaran empuk serangan Saudi sementara Haye di gelandang pusat mengendalikan tempo permainan dengan passing akuratnya dan Romeny sebagai penyerang haus gol menambah ketajaman di depan gawang sehingga strategi defensif Saudi Arabia yang dipimpin Hervé Renard bakal kewalahan menghadapi serangan balik cepat Garuda.
Dalam skenario hipotetis ini lini belakang Indonesia yang kebobolan tiga gol akibat kesalahan individu dan transisi lambat akan menjadi benteng tak tertembus berkat kehadiran Verdonk dari awal. Pemain berusia 27 tahun ini yang dikenal dengan kemampuan duel satu lawan satunya yang superior mampu menetralkan ancaman dari winger Saudi seperti Firas Al-Buraikan yang mencetak dua gol dalam laga nyata sehingga peluang Saudi untuk unggul cepat di babak pertama lenyap seketika. Verdonk tidak hanya bertahan secara reaktif tetapi juga memulai serangan dari belakang dengan umpan panjang presisi ke kaki Haye di tengah lapangan sehingga bola mengalir mulus ke lini depan tanpa kehilangan momentum. Haye yang dijuluki profesor karena visi permainannya yang luar biasa akan berfungsi sebagai jangkar utama di lini tengah di mana ia memutus alur passing Saudi yang mendominasi penguasaan bola hingga enam puluh lima persen dengan tackling tepat waktu dan distribusi bola cerdas yang membuat Miliano serta Ragnar mendapat ruang lebih luas untuk bergerak bebas. Sementara Romeny dengan naluri mencetak golnya yang tajam bakal menjadi pembeda krusial di kotak penalti lawan di mana ia bisa memanfaatkan umpan silang dari Verdonk untuk menyundul bola melewati kiper Saudi Yassine Bounou sehingga Indonesia unggul 1-0 lebih awal dan mengubah mentalitas pertandingan menjadi dominan.
Strategi keseluruhan Garuda juga akan lebih seimbang dengan formasi 4-3-3 yang fleksibel di mana trio ini menjadi pondasi utama perubahan taktik. Saudi Arabia yang mengandalkan set-piece dan serangan balik lambat akan kesulitan menembus pertahanan kokoh Verdonk sementara Haye mengurangi turnover bola di tengah lapangan yang menjadi penyebab dua gol Saudi dalam pertandingan asli. Romeny pula akan menambah variasi serangan dengan dribel individu cepatnya yang membuat bek Saudi seperti Ali Al-Bulaihi panik sehingga peluang kontra serangan Indonesia meningkat tajam dan berujung pada gol kedua melalui kerja sama dengan Romeny. Akibatnya skor hipotetis berakhir 3-1 untuk Indonesia dengan gol tambahan dari penalti yang dihasilkan Haye melalui pelanggaran taktis lawan di babak kedua sehingga poin penuh diamankan dan peluang lolos ke ronde berikutnya tetap terbuka lebar meskipun laga selanjutnya melawan Irak berakhir tragis.
Lebih dari sekadar taktik kehadiran Verdonk Haye dan Romeny dari awal akan membangun kepercayaan diri tim secara keseluruhan karena pengalaman Eropa mereka membawa standar profesional yang membuat rekan setim seperti Asnawi Mangkualam lebih berani mengambil risiko. Dalam konteks kualifikasi yang ketat di mana setiap gol berharga trio ini bisa mengubah narasi Garuda dari tim underdog menjadi ancaman serius bagi raksasa Asia seperti Saudi yang peringkatnya jauh di atas Indonesia. Verdonk akan mengurangi kesalahan bertahan yang fatal sementara Haye meningkatkan akurasi umpan tim hingga delapan puluh persen berdasarkan performa karirnya dan Romeny dengan rata-rata golnya yang konsisten menjamin ancaman konstan di depan. Tantangan adaptasi dengan cuaca panas dan tekanan suporter tuan rumah memang ada namun pengalaman internasional mereka akan mengatasi itu sehingga kemenangan bukan lagi mimpi tetapi kenyataan hipotetis yang membuktikan nilai integrasi pemain keturunan.
Pada akhirnya skenario ini menjadi pelajaran berharga bagi federasi bahwa memaksimalkan talenta seperti Verdonk Haye dan Romeny sejak awal pertandingan krusial bisa membalikkan nasib timnas sehingga mimpi Piala Dunia 2026 tidak pupus begitu saja. Kemenangan atas Saudi akan menjadi legacy PatriCk kluivert yang abadi dan membangkitkan semangat bangsa untuk kompetisi mendatang.
