Dalam pemanggilan 28 pemain untuk babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia nama Struick tidak masuk dalam daftar pilihan pelatih Patrick Kluivert untuk menghadapi Arab Saudi pada 9 Oktober 2025 dan Irak pada 12 Oktober 2025. Keputusan ini mengejutkan banyak penggemar sepak bola Tanah Air mengingat kontribusi Struick di babak sebelumnya yang cukup signifikan dengan gol dan assist krusial melawan tim-tim seperti China. Absennya pemain berusia 22 tahun ini memicu spekulasi apakah ini menandakan akhir era keemasan Struick di Timnas atau hanya bagian dari strategi rotasi untuk menjaga performa skuad secara keseluruhan. Diskusi ini menjadi topik hangat di kalangan suporter yang melihat Struick sebagai salah satu pilar penting di lini depan Garuda.
Struick dikenal dengan gaya bermainnya yang dinamis. Kecepatan tinggi dan kemampuan off-the-ball movement membuatnya sering merepotkan bek lawan. Selama babak ketiga kualifikasi ia mencatatkan dua gol dan tiga assist dalam lima pertandingan menunjukkan potensinya sebagai penyerang modern. Namun performa di klubnya FC Utrecht belakangan ini menunjukkan penurunan. Menit bermain yang terbatas akibat persaingan ketat di lini depan membuatnya kurang konsisten. Hanya tiga gol dalam 12 penampilan di Eredivisie musim ini menjadi alasan kuat bagi Kluivert untuk mempertimbangkan opsi lain. Pemain seperti Ole Romeny dari klub Inggris Championship dan Thom Jan Haye dari liga Belanda tampil lebih tajam dengan masing-masing lima dan empat gol di liga domestik mereka. Kluivert kemungkinan besar memprioritaskan pemain yang sedang dalam performa puncak untuk menghadapi dua laga berat di Jeddah.
Faktor lain yang mungkin memengaruhi tersisihnya Struick adalah kebutuhan taktis Timnas. Arab Saudi dan Irak dikenal sebagai tim dengan pertahanan fisik dan pressing tinggi. Kluivert tampaknya menginginkan penyerang dengan kemampuan duel udara dan finishing klinis di kotak penalti. Ole Romeny yang memiliki postur lebih tinggi dan insting gol lebih tajam dianggap lebih cocok untuk menghadapi bek tangguh seperti Ali Al-Bulaihi dari Arab Saudi atau Rebin Sulaka dari Irak. Struick yang lebih mengandalkan kecepatan dan ruang terbuka kurang efektif melawan tim yang bermain rapat dan agresif. Selain itu jadwal padat kualifikasi dengan jeda hanya tiga hari antar laga membuat Kluivert memilih pemain dengan stamina dan ketahanan fisik lebih terjamin. Rotasi skuad juga menjadi strategi untuk mencegah kelelahan mengingat perjalanan jauh ke Timur Tengah dan iklim panas yang menantang.
Meskipun tersisihkan dari pemanggilan ini Struick masih memiliki peluang besar untuk kembali ke Timnas di masa depan. Usianya yang masih muda dan pengalaman di liga Eropa menjadi modal berharga. Namun ia harus meningkatkan konsistensi di level klub untuk meyakinkan Kluivert. Kompetisi di lini depan Timnas semakin ketat dengan munculnya talenta baru seperti Ragnar Oratmangoen dan pemain lokal seperti Beckham Putra yang menunjukkan performa menjanjikan. Struick perlu menambah dimensi baru dalam permainannya seperti kemampuan heading atau tembakan jarak jauh untuk bersaing dengan penyerang lain. Latihan intensif di Utrecht dan komunikasi dengan staf pelatih Timnas bisa menjadi langkah awal untuk merebut kembali posisinya.
Bagi suporter Indonesia ketiadaan Struick memunculkan perasaan campur aduk. Banyak yang masih percaya pada potensinya untuk menjadi bintang masa depan Garuda. Namun sebagian lain mendukung keputusan Kluivert yang dianggap pragmatis demi hasil maksimal di dua laga penting. Media sosial ramai dengan diskusi tentang apakah Struick akan bangkit atau justru tenggelam di bawah tekanan kompetisi. PSSI melalui pernyataan resmi menegaskan bahwa pintu Timnas tetap terbuka bagi Struick asalkan ia bisa menunjukkan performa terbaik di klub. Pelatih kepala juga menyinggung bahwa pemanggilan ini bukan akhir melainkan bagian dari strategi jangka panjang untuk membangun skuad kompetitif.
Ketiadaan Struick di skuad kali ini juga menjadi pengingat bahwa sepak bola modern menuntut konsistensi dan adaptasi cepat. Pemain muda seperti Struick harus belajar dari tantangan ini untuk berkembang lebih baik. Suporter diharapkan tetap mendukungnya melalui doa dan motivasi agar ia kembali lebih kuat. Sementara itu fokus Garuda kini tertuju pada laga melawan Arab Saudi dan Irak yang akan menentukan langkah berikutnya di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Struick mungkin absen tapi semangat juang Timnas tetap membara untuk membawa nama Indonesia ke panggung dunia.